Manusia, Alam Semesta dan Agama
Saturday, January 4, 2014
0
comments
} Manusia,
Alam Semesta dan Agama
Bab
1
} 1.
Manusia, Alam Semesta, dan Agama
- Pendapat para Filosof tentang alam
} Manusia sejak lahir langsung berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya.
} Perenungan
tentang alam raya telah
dimulai sebelum masehi, yaitu zaman filsafat Yunani kuno, antara lain :
Ø Thales
(625 – 546 SM), menduga alam raya ini berasal dari air. Menurutnya, air adalah
pokok pangkal dari segala sesuatu yang ada dan akan berakhir kembali kepada air
pula.
Ø Anaximandros
(610 – 547 SM) salah seorang filosof,
murid Thales, berpendapat bahwa alam berasal
dari sesuatu yang bernama “apeiron”, yaitu sesuatu yang tidak dapat dirupakan
dengan apapun yang ada di alam raya ini.
Ø Anaximenes
(585 – 528 SM) mengembangkan pikiran Anaximandros dengan menjelaskan bahwa
barang yang merupakan asal alam raya ini adalah satu dan tidak terhingga, yaitu
udara.
} Lanjutan
:
Ø Heraklitos
(540 – 480 SM) mengemukakan bahwa unsur asal alam ini adalah api yang memiliki
sifat dinamis, karena itu alam ini tidak tetap, semuanya bergerak dan terus
bergerak.
Ø Parmenides
(540 SM) menyatakan bahwa alam raya ini serba tetap dan segala yang bergerak
itu hanyalah penglihatan hasil tipuan panca indra belaka.
Ø Empedokles
(490 – 430 SM) memadukan pendapat yang berkembang sebelumnya, yakni pandangan
yang menyebutkan bahwa alam raya ini terdiri atas empat unsur, yaitu udara,
api, air, dan tanah yang masing-masing memiliki sifat dingin, panas, basah, dan kering. Pikiran
Empedokles ini banyak mempengaruhi pemikiran para ahli filsafat sampai abad ke
18.
} b.
Pandangan Islam tentang Alam
} Alquran
menggambarkan penciptaan alam, melalui proses bertahap dan memerlukan waktu,
firman Allah (Qs. Hud, 11 : 7) yang artinya :
“Dan Dialah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam hari,
adapun arasy-nya telah tegak pada air
untuk menguji siapa di antara kalian yang lebih tinggi amalnya.”
Ø Istilah
enam hari (sittati ayyam) dalam ayat di atas bukanlah enam hari dalam arti
sebenarnya sebagaimana perhitungan manusia, melainkan enam masa atau enam periode.
Ø Hal
ini berarti alam diciptakan Allah secara bertahap dalam periode-periode
tertentu.
} Al-Quran
memberikan konsep-konsep mendasar bagi pengetahuan tentang alam raya, misalnya
:
} QS.
Ali Imran; 3 : 190
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi serta silih
bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal”.
} QS.
Al-Anbiya, 21 : 30
“Apakah
manusia-manusia yang ingkar itu tidak menyaksi-kan (mengetahui) bahwa langit dan bumi
(jagat raya ini) adalah
sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa- kah mereka tiada beriman?”
} QS.
Adz-Dzariyat, 51 :
47
“Dan
langit (samaa’) itu Kami bangun dengan kekuatan dan sesungguhnya Kamilah yang
meluaskannya”.
} Lanjutan
:
} Seorang ahli fisika: “Baiquni” menemukan makna bahwa sekitar 15 milyar
tahun yang lalu, alam semesta ini, energi materi (ardh = bumi) beserta ruang
dan waktu (sama) keluar dari satu titik dengan kekuatan yang sangat
dahsyat dan dengan temperatur yang sangat tinggi. Dengan demikian tidak ada
suatu apapun yang lebih padu daripadanya.
} Dalam
ayat (QS. Al-Mulk 67 :
3 – 4)
“Allah
yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu tidak sekali-kali akan
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah itu sesuatu kepincangan (sesuatu
yang tidak seimbang); maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu menampakkan sesuatu keretakan? Maka
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan suatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan lemah dan payah.”
} Lanjutan
:
} Dalam
QS. Ar-Rum, 30 : 22
“Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah terciptanya langit dan bumi, dan
perbedaan bahasa dan warna kulitmu; sungguh dalam hal ini terdapat tanda-tanda
bagi orang yang berilmu”.
Ø Ayat
di atas mengemukakan bahwa alam semesta ini berjalan dengan kokoh, teratur,
rapi dan harmonis.
} Alam
dalam pandangan Islam adalah makhluk Allah yang diperuntuk-kan bagi manusia dan sebagai pendorong
untuk menyelidiki fenomena yang terjadi di dalamnya.
Ø QS.
Al-Anam, 6 : 165
“Dan
Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian
dari kamu atas sebagian yang lain beberapa tingkat, untuk mengujimu atas apa
yang telah diberikan-Nya kepada-mu.
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguh-nya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
} Lanjutan
} Allah
mengajarkan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik, dalam
firman-Nya :
Ø QS.
Yunus, 10 : 101
“ Katakanlah (wahai Muhammad)
Perhatikanlah apa-apa yang
ada di langit dan di bumi”.
Ø QS.
Ali Imran, 3 : 190 – 191
“ Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka”.
} Lanjutan
:
} Proses
alamiah (hukum alam), didalam Islam disebut ‘Sunnatullah’ adalah hukum-hukum
Allah untuk alam semesta, seperti diungkapkan dalam QS. Fushshilat, 41 : 11 :
“Kemudian Dia menuju kepada
penciptaan langit, dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya
dan kepada bumi: Datanglah kamu keduanya
menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa,
keduanya menjawab: Kami datang dengan suka
hati.”
} Alam
raya ini seyogyanya didayagunakan dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan seluruh
makhluk, QS. Al Jaatsiyah, 45 :
13:
“Tuhan telah menundukkan bagimu apa
saja yang ada di langit dan di bumi
secara kesuluruhannya.”
} c.
Manusia Menurut Agama Islam
- Asal Kejadian dan Potensi Manusia
- Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi dengan segala karakter kemanusiaannya.
- Adam adalah manusia sempurna, lengkap dengan kebudayaan-nya sehingga diangkat sebagai khalifah di muka bumi, firman Allah dalam QS. Al-Baqarah, 2 : 30:
- “Dan Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
} Lanjutan
:
QS.
Al-Baqaroh, 2 : 31 – 33 :
v “Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama segala benda, kemudian mengemukakannya kepada
para malaikat, seraya berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu,
jika kalian memang benar!
v Mereka
menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang
telah Engkau ajarkan
kepada kami. Sungguh Engkaulah yang Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana.
v Allah
berfirman: Hai Adam beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini. Setelah Adam
memberitahukan nama benda-benda itu kepada mereka, Allah berfirman: Bukankah
sudah Ku katakan kepada mu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan
bumi serta mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan”.
} Lanjutan
:
} Proses
penciptaan manusia selanjutnya melalui proses pencampuran bahan dari laki-laki
dan perempuan :
} QS.Al-Mukminun,
23 : 12 :
“
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah.”
} QS.Al-Mukminun,
23 : 13 :
“ Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”
} QS.Al-Mukminun,
23 : 14 :
“
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Sucilah Allah, Pincipta yang Paling Baik.”
} Dalam
ayat yang lain Allah berfirman:
} QS.As-Sajdah,
32 : 8 – 9 :
“ Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air
yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan
dan hati (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur.”
} Karena
manusia berasal dari tanah, maka iblis tidak mau bersujud di hadapan manusia,
firman Allah (QS.Shaad, 38 : 76) :
“….. Iblis berkata: Aku
lebih baik daripadanya, karena Engkau
ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan
dari tanah.”
} Tubuh
memiliki daya yang bersifat fisik, seperti mendengar, melihat, mencium,
merasakan dan memiliki daya gerak.
} Sedangkan
Ruh atau jiwa (nafs), memiliki dua macam daya yaitu : daya pikir (akal) dan
daya rasa yang berpusat di qolbu.
} Rasa
ada 3 macam, yaitu :
- Rasa jasmani, seperti : manis,
pahit, asin, asam, dsb.
- Rasa Ruhani, seperti : senang, susah,
gembira, sedih, dsb.
-
Rasa Nurani, seperti : rasa kemerdekaan, rasa ketuhanan, dsb.
} Rasa
ketuhanan (kecenderungan beragama) diungkapkan dalam firman Allah QS.Al-A’raf,
7 : 172):
“ Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Allah).”
} Islam
mendorong manusia agar menggunakan potensinya secara seimbang :
} QS.Al-A’raf,
7 : 179 :
“ Sesungguhnya Kami jadikan untuk
isi neraka jahannam kebanyakan dari
jin dan manusia.
Mereka mempunyai hati tetapi tidak
dipergunakan
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakan
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah) dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar
(ayat- ayat
Allah). Mereka itu bagai binatang
ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai.”
} 2.
Manusia sebagai Khalifah dan ‘Abdullah
} Khalifah
berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.
} Sebagai
wakil Tuhan, maka kepada manusia :
- Diajarkan kebenaran-kebenaran
dalam segala ciptaannya.
- Diberikan wewenang berupa
kebebasan memilih dan
menentukan, sehingga dapat
melahirkan kreatifitas
yang dinamis.
- Kebebasan manusia sebagai
khalifah-Nya merupakan
implementasi dari ketundukan dan
ketaatan hanya
kepada Allah.
} Sebagai
‘Abdullah berarti hamba, yaitu orang yang ta’at dan patuh kepada
perintah Allah.
} QS.Fathir,
35 : 39 :
“
Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang
kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya. Dan kekafiran orang-orang
yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya,
dan kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka.”
} Dua
tugas itu harus dijalan sedemikian rupa secara seimbang, sehingga melahirkan
sifat-sifat terpuji. Sebaliknya ketidak-seimbangan
melahirkan sifat-sifat yang menyebabkan drajat manusia jatuh ke tingkat paling
bawah :
} QS.Ath-Thin,
95 : 5 :
“
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.”
} Lanjutan
} D.
Agama: Arti dan Ruang Lingkupnya
Apa yang dimaksud dengan Agama?
Kata ‘Agama’ dalam bahasa Indonesia berarti sama
dengan kata:
- Agama dalam bahasa Sangsekerta yang berarti ‘tetap di
tempat’
= tidak pergi = diwarisi turun temurun
- Din dalam bahasa Arab dan Semit, yang berarti
peraturan mengenai perintah dan larangan Tuhan yang
dibawa oleh utusan-Nya untuk seluruh manusia
- Religion dalam bahasa Inggris, yang berarti kepercayaan.
- Die religion dalam bahasa Jerman
} Ruang
lingkup agama sebagai suatu sistem nilai meliputi :
} Pertama,
tata keyakinan atau credial, yaitu bagian dari agama
yang paling mendasar berupa keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan
supranatural, Dzat Yang Maha Mutlak di luar kehidupan manusia.
} Kedua,
tata peribadatan atau ritual, yaitu tingkah laku dan perbuatan-perbuatan
manusia dalam berhubungan dengan dzat yang diyakini sebagai konsekuensi dari
keyakinan akan keberadaan Tuhan.
} Ketiga,
tata aturan, kaidah-kaidah atau norma-norma yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia, atau manusia dengan alam lainnya, sesuai
dengan keyakinan dan peribadatan tersebut.
} Mengapa manusia perlu beragama?
Manusia adalah makhluk yang paling unik, dijadikan dalam
bentuk yang sangat baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. QS: 95; 4 yang
perlu diSyukuri
“Sesungguhnya
Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”.
Potensi yang dimiliki manusia tidak mampu menjawab semua
problematika yang datang pada dirinya. Potensi tersebut terdiri dari:
ü Badan
(raga)
ü Rohani, yang
meliputi
q Akal
q Rasa
q Kepercayaan
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Manusia, Alam Semesta dan Agama
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://randyset.blogspot.com/2014/01/manusia-alam-semesta-dan-agama.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment