Penggunaan Bahasa Indonesia pada iklan
Wednesday, December 25, 2013
0
comments
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sesuatu yang sudah sangat
melekat di dalam kehidupan manusia. Bahasa
itu sendiri dapat disampaikan secara lisan dan tulisan. Contoh penyampaian
bahasa secara lisan misalnya : pidato, percakapan 2 orang atau lebih,
menyampaikan pendapat secara lisan, dan interview.
Sedangkan untuk penyampaian bahasa secara tulisan misalnya : surat-menyurat,
spanduk, dan Short Message Service (SMS).
Bahasa yang digunakan juga bermacam-macam. Ada yang menggunakan Bahasa Resmi
(Bahasa Indonesia), Bahasa Daerah, Bahasa Iklan, dan masih banyak lagi contoh
bahasa yang sering digunakan.
Dewasa
ini banyak sekali iklan-iklan yang beredar di masyarakat, mulai dari media
elektronik, maupun media cetak. Bahasa-bahasa yang digunakan oleh iklan cukup
beragam, ada yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan ada
juga yang salah, serta interferensi pun tak lupa meramaikan. Iklan yang
menggunakan Bahasa Indonesia yang salah ini, memberikan dampak yang negatif
kepada masyarakat khususnya kaum muda. Kaum muda sangat
tertarik dengan bahasa-bahasa yang digunakan oleh iklan, padahal bahasa-bahasa
tersebut menyimpang dari Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga dapat
membuat generasi muda menghilangkan dan tidak dapat menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar pada saat berinteraksi dengan sesama.
Berapa
banyak kosakata Bahasa Indonesia yang telah hilang dari perbendaharaan kata
sehari-hari? Jawabannya, sangat banyak kosakata Bahasa Indonesia yang hilang,
terutama dari ujaran dan penulisan keseharian. Hilangnya kosakata itu diduga
terkait dengan cara orang Indonesia untuk menggunakan bahasa dan kata itu
sendiri
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana dan
seperti apa contoh iklan dalam tatanan Bahasa Indonesia ?
2.
Apa solusi agar bahasa
iklan tidak merusak Kaidah Bahasa Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iklan
Iklan biasanya diartikan sebagai usaha
manusia dalam menyampaikan gagasan, produk atau jasa, yang ditujukan pada
sasaran tertentu melalui media massa. Dimana tujuan iklan itu sendiri adalah mengharapkan
keuntungan tertentu, dan memiliki sponsor yang jelas.
Menurut
pendapat Lee (2004) pengertian iklan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal
tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu
khalayak target melalui media bersifat missal seperti televisi, radio, Koran,
majalah, direct mail (pengeposan
langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum.
Berdasarkan
pendapat para ahli atau pakar tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa iklan
adalah salah satu jenis teknik komunikasi massa dengan membayar ruangan atau
waktu untuk menyiarkan informasi tentang barang atau jasa yang ditawarkan oleh
si pemasang iklan. Sedangkan tujuannya adalah untuk memperkenalkan,
mengingatkan dan mempengaruhi publik agar mau membeli atau menggunakan barang
dan jasa yang di tawarkan perusahaan. Tanpa adanya usaha promosi dengan melalui
iklan, maka perusahaan tidak akan dapat secara maksimal dapat memperkenalkan,
mengingatkan dan mempengaruhi publik untuk membeli barang atau jasanya.
Iklan Media
Elektronik
Seperti yang
sudah kita ketahui bahwa iklan media elektronik adalah iklan yang disampaikan
melalui media elektronik, seperti : televisi, radio, dan web. Kita tentunya
masih ingat dengan iklan yang satu ini :
“ ga ada loe ga rame “ (Iklan
Rokok Sampoerna Kretek).
“ gede sih tapi rela bagi-bagi “ (Iklan Coklat Chunky Bar ).
Dari contoh bahasa iklan diatas,
kita menemukan beberapa bahasa atau kalimat yang tidak baku. Bahasa yang
seharusnya dipakai yaitu
“ tidak ada kamu disini suasana tidak terasa asyik “
“ coklatnya besar, tapi saya tidak rela jika harus dibagi-bagi “
Memang benar
iklan akan lebih menarik apabila menggunakan bahasa-bahasa modern. Bahasa
seperti yang ada diatas sudah sering sekali kita dengar, dan itu membuktikan
bahwa generasi muda saat ini sudah terpengaruh dengan bahasa yang keluar dalam
bahasa iklan. Sehingga mereka lebih sering menggunakan bahasa yang lebih
bergaya dan modern.
Dapat kita
simpulkan bahwa Bahasa Indonesia sebagian besar sudah hampir punah. Apalagi penggunaan pada bahasa iklan. Bayangkan
berapa banyak kosakata Bahasa Indonesia yang telah hilang dari perbendaharaan
kata sehari-hari ? Jawabannya, sangat banyak kosakata Bahasa Indonesia yang
hilang, terutama dari ujaran dan penulisan keseharian. Hilangnya kosakata itu
diduga terkait dengan cara orang Indonesia untuk menggunakan bahasa dan kata
itu sendiri.
Menurut
penelitian, efek negatif dari penggunaan bahasa iklan yang salah lebih
cenderung berada di daerah kota/metropolitan. Seperti yang kita ketahui di kota
Bandar Lampung misalnya, bandingkan kota tersebut dengan salah satu daerah yang
berada di pedalaman, Dipasena misalnya. Generasi muda di kota Bandar Lampung
lebih sering menggunakan bahasa lo, gua,
bokap, nyokap. Sedangkan untuk gnerasi muda di daerah Dipasena, mereka
lebih cenderung menggunakan bahasa daerah (suku). Bahasa seperti lo, gua, bokap, nyokap merupakan contoh
dari bahasa iklan yang tidak menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang benar.
Dan alhasil, generasi muda lebih mulai meninggalkan penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar, karena mereka lebih tertarik dengan bahasa iklan yang mereka anggap lebih
modern.
B. Penulisan atau
kriteria bahasa iklan
Penulisan bahasa
iklan adalah cara menggunakan kata-kata dan menentukan topik untuk memasarkan
suatu barang atau jasa, dan bisa juga untuk mempromosikan suatu tempat kepada
khalayak luas. Iklan yang di buat, bisa berupa pamflet, papan reklame, video
broadcast, dan lain-lain. Penulisan bahasa iklan yang baik, harus memenuhi
beberapa kriteria, antara lain:
1.
Menggunakan kalimat persuasif yang
berarti membujuk atau memberi daya tarik pada barang atau jasa yang di
promosikan.
2.
Menjelaskan keunggulan (special
features) barang atau jasa tersebut.
3.
Menggunakan bahasa yang familiar atau
bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat.
4.
Menggunakan istilah-istilah unik.
5.
Menggunakan kata-kata kutipan yang
berasal dari sumber lain.
6.
Menggunakan produk sebagai topik utama
dalam penulisan iklan.
7.
Menggunakan istilah-istilah asing.
8.
Menggunakan padanan kata atau
perbandingan dalam penulisan iklan.
9.
Tidak bersifat menjatuhkan produk lain.
10. Tidak
menyinggung produk lain.
11. Menggunakan
bahasa yang sopan.
12. Tidak
memasukan unsur-unsur yang akan menimbulkan konfrontasi.
13. Tidak
memasukan unsur-unsur yang berbau kekerasan dan pornografi.
14. Menggunakan
kata-kata peringatan dalam pemakaian produk jika perlu.
15. Memberikan
gambaran yang jelas tentang produk.
Jadi,
seperti itulah kriteria penulisan bahasa iklan agar tidak menyimpang dari
Kaidah Bahasa Indonesia.
Mengapa
kita harus mempertahankan Kaidah Bahasa Indonesia dari segala hal, baik itu
pengucapan dan penulisan ?
Kosakata Bahasa Indonesia adalah
identitas dari sebuah negara. Kehilangan bahasa berarti sebuah perencanaan
untuk menghilangkan kebudayaan itu sendiri. Bagaimanapun bahasa adalah sistem
kesadaran dan penandaan (selain waktu) yang paling penting bagi manusia untuk
bertahan hidup dan memiliki identitas. Keterlibatan kita dalam penghilangan
bahasa Indonesia berarti keterlibatan untuk menghilangkan kebudayaan Indonesia
itu sendiri.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat saya
simpulkan bahwa penggunaan bahasa iklan yang salah, benar-benar dapat merusak generasi muda dalam
mempertahankan Kaidah Bahasa Indonesia dan menghilangkan kebudayaan atau
kekayaan Bangsa Indonesia. Masih ada bahkan banyak iklan yang tidak menggunakan Kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
B. Saran
Kita tahu bahwa bahasa merupakan alat
pemersatu sebuah bangsa dan negara, oleh karena itu kita harus melestarikan dan
menggunakannya sesuai dengan kaidah yang sesuai dengan Bahasa Indonesia itu
sendiri. Khususnya untuk penggunaan dalam bahasa iklan, tim kreatifnya harus
benar-benar memperhatikan bahasa yang akan mereka gunakan, agar tidak merusak
penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari. Kita sebagai generasi muda
Bangsa Indonesia, harus bangga dengan apa yang telah Bangsa Indonesia miliki.
Baik itu Bahasa, budaya, dan adat istiadat. Bukan sebaliknya bangga menggunakan
apa yang lebih modern dan kebarat-baratan. Untuk bahasa khususnya.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Penggunaan Bahasa Indonesia pada iklan
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://randyset.blogspot.com/2013/12/penggunaan-bahasa-indonesia-pada-iklan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment